Jumat, 11 November 2011

Pesonanya Kebun Binatang Ragunan

Kebun Binatang Ragunan adalah sebuahkebun binatang yang terletak di daerah Ragunan,Pasar Minggu, jaksel,Indonesia. Kebun binatang seluas 140hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen.
Ragunan sempat ditutup selama sekitar tiga minggu sejak 19 september 2005 karena hewan-hewan di dalamnya ada yang terinfeksi iflu burung, namun dibuka kembali pada 11 oktober. 

Sejarah

Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Kebun binatang ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang." Terletak pada tanah seluas 10 hektare di kawasant cikini, jakpus yang merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia,Raden Saleh. Saat itu, Planten En Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Tahun1949, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke kawasan ragunan, pasar minggu, jaksel pada tahun 1964. Pemerintah DKI jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare yang menjadi rumah bagi kebun binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1964..




Pemerintah DKI Jakarta akan melakukan pertukaran satwa di Kebun Binatang Ragunan dengan kebun binatang lain di mancanegara. Hal ini dilakukan karena jumlah satwa sudah berlebihan mecapai 3.427 jenis satwa. Satwa yang jumlahnya berlebih adalah Orang Utan, Komodo, Macan Putih dan Kijang.

Dinas Kelauatan dan Pertanian DKI Jakarta akan melakukan perubahan pada master plan Kebun Binatang Ragunan secara menyeluruh untuk menata ulang kawasan yang memiliki luas 135 hektar itu.

"Berdasarkan arahan gubernur  perlu ada master plan secara menyeluruh  bukan saja menyangkut masalah tata lokasi tapi juga menyangkut masalah penataan managemennya," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Edi Setiarto di Balaikota, Selasa 7 April 2009.

Satwa yang berlebihan akan ditukar dengan jenis satwa lain agar koleksi satwa lebih bervariasi. Kerjasama akan dikembangkan antara lain dengan kebun binatang Qatar, Singapura, Hongaria, Cina, Australia.

"Juga kerjasama dengan kebun binatang di Inggris untuk mencari pasangan gorila betina," ujarnya lagi.

Tukar menukar hewan ini akan dilakukan dengan tetap meperhatikan aspek kelangkaan satwa, misalnya, orang utan yang saat ini diancam kepunahan, pihaknya tidak akan menukar dengan satwa lain.

Langkah menukar hewan diharap jumlah pengunjung Ragunan akan meningkat, sehingga pendapatan DKI juga bisa melonjak.

Langkah lain yang akan kita lakukan adalah dengan meninjau tarif tiket Ragunan yang nilainya dianggap rendah. Rp 3 ribu untuk anak-anak dan Rp 4 ribu untuk orang dewasa. Hal ini untuk mengurangi subsidi yang jumlahnya terlalu besar.

"Subsidi saat ini mencapai Rp 50 miliar untuk 2009," kata Edi lagi.

Penataan pedagang kaki lima di sekitar ragunan juga salah satu target yang akan dibereskan dengan menyediakan lokasi khusus untuk para pedagang.

Satwa-Satwa yang mengalami surplus adalah:

Satwa Jenis Primata:

1. Monyet Boti jumlahnya mencapai 18, idealnya 7 dan surplus 5 ekor.

2. Monyet Kera jumlahnya 28, idealnya 8, dan surplus 13 ekor.

3. Lutung Budeng, jumlahnya 22, idealnya 11, dan surplus 11 ekor.

4. Orang Utan Kalimantan jumlahnya 48, idealnya 15, surplus sekitar 20 ekor.

Satwa Jenis Reptil:

1. Kura-kura sawah jumlahnya 49, idealnya 10, dan surplus 29 ekor.

2. Buaya Muara jumlahnya 21, idealnya 6, dan surplus 11 ekor.

3. Komodo jumlahnya 32, idealnya 20, dan surplus 12 ekor.

Satwa Jenis Mamalia:

Beruang madu, singa afrika, harimau sumatera, gajah sumatera, kuda sandle, kuda sumbawa, babirusa, rusa timor, rusa sulwesi, rusa bawean, banteng, berang-berang, garangan merah, dan nilgai.