KISAH PERJALANAN ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW
A. Pengertian / Definisi Isra dan
Mi’raj
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan
oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu
peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima
waktu sehari semalam.
Isra Mi’raj terjadi pada periode
akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah
ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada
tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah
al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian,
dan inilah yang populer.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang
berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
“diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu
dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha
yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari
Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut
merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu
diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul
Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat
berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.
B.
Sejarah / Kisah Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai buraq bersama
Jibril. Jibril berkata, “turunlah dan kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun. Jibril berkata,
“dimanakah engkau sekarang ?”“tidak tahu”, kata Rasul.
“Engkau berada di Madinah, disanalah
engkau akan berhijrah “, kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat
penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia
tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat kelahiran
Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat
nabi-nabi terdahulu.
Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya.
Setelah rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul.
Rasul bertanya : “Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan Rasul”.
Kemudian
Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga
yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit.
Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke
Sidratul Muntaha.
“Dan
sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli)
pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga
tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi
oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling
dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah
melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS.
An-Najm : 13 – 18).
Selanjutnya
Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril
Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah,
segala Rahmat dan kebaikan“.
Allah berfirman yang artinya:
“Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang artinya:
“Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan
ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.
Berfirman
Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah
mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu
seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik
yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat
wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan
jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.
“Kembalilah kepada umatmu dan
sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul
Muntaha.
Jibril berkata : “Allah telah
memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan
kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang
diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari
penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau
dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan
kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur
kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang
bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua
itu.
Kemudian
Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang
menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah
ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku
biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan
sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa
yang mata belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak
terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya
dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum
untuk seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan
neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya
selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang
subuh.
C. Mandapat Mandat Shalat 5
waktu
Agaknya yang lebih wajar untuk
dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’ Mi’raj
terjadi ? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat
al-lsra’, Mi’raj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat Lima waktu.
Jadi, shalat inilah yang menjadi inti peristiwa Isra’Mi’raj tersebut.
Shalat merupakan media untuk
mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah. Shalat
juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang
egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis
Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan do’a yang tulus kepada Sang
Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti
kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut“.
D. Hikmah Isra Mi’raj Nabi Besar
Muhammad SAW
Perintah sholat dalam perjalanan isra
dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat
Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib
lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif
rasional-ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering
inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar